Banyak trader yang tidak teratur dalam membuat rencana trading, atau kurang memahami poin-poin apa saja yang harusnya diperhatikan dalam membuat rencana trading. Artikel ini akan mengulas bagaimana membuat sebuah rencana trading yang praktis, realistis, dan efektif.
Perencanaan trading merupakan sebuah daftar urutan tentang apa saja yang mesti dilakukan sebelum kita masuk pasar. Disamping itu, rencana trading juga mencakup rencana jangka pendek atau bahkan jangka panjang, serta bagaimana cara realisasinya. Rencana trading tidak harus berisi kalimat-kalimat panjang dan detail, melainkan singkat, jelas, tegas, namun mencakup semua aspek dalam metode dan strategi trading kita
Mengapa harus menyusun rencana trading ?
Mengurangi Risiko Emosi.
Alasan utama mengapa trader harus mempunyai rencana trading adalah untuk mencegah adanya emosi dalam trading. Seperti telah kita ketahui, cara trading forex dengan melibatkan emosi bisa berakibat fatal, baik rasa ingin “balas dendam” ketika sedang loss atau perasaan bahagia ketika profit. Hal seperti ini tidak akan terjadi jika kita disiplin mengikuti langkah-langkah dalam rencana trading. Kita biarkan pasar merespon posisi trading kita, tanpa harus risau apa yang akan terjadi.
Baca Juga : Cara Utama Meminimalisir Resiko Trading
Meningkatkan Kualitas Trading
Kualitas trading adalah akurasi posisi trading kita yang akan direspon pasar. Hal ini sangat erat dengan metode trading yang kita gunakan. Jika kebetulan menerapkan metode Price Action, maka kita hanya akan masuk pasar jika setup Price Action pada Daily Chart atau 4-Hour Chart telah sesuai dengan kondisi pasar (trending atau ranging/sideways), sehingga sinyal trading yang dihasilkan cukup akurat. Hal ini tercantum dalam rencana trading yang harus dijalankan dengan disiplin. Tentu saja, kualitas trading yang memadai bisa kita peroleh dari pengalaman trading baik dengan account demo maupun live yang kemudian kita rumuskan dengan singkat, padat dan tegas dalam rencana trading kita.
Apa Saja Yang Harus Ada Dalam Rencana Trading?
Berikut adalah poin yang seharusnya tercantum dalam sebuah rencana trading.
- Tujuan trading dalam jangka pendek dan jangka panjang.
- Cara menganalisa kondisi pasar dan penerapan metode trading yang digunakan pada kondisi pasar tertentu.
- Strategi trading yang akan diterapkan untuk kondisi pasar tertentu, misalnya jika pasar sedang trending dengan kuat, maka yang akan digunakan adalah teknik averaging atau pyramiding dengan memanfaatkan fasilitas trailing stop pada platform trading.
- Money management yang diterapkan. Dalam hal in yang terpenting adalah perbandingan resiko dan profit Anda (risk/reward ratio) serta besarnya volume atau ukuran lot setiap posisi yang dibuka. Hal ini sangat relatif tergantung dari balance dalam account Anda. Misalnya resiko per trade antara 3% sampai 5% dari balance, dan risk/reward ratio = 1 : 2.
- Periksa ulang sebelum masuk pasar (double check). Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari kesalahan karena kecerobohan yang tidak harus terjadi.
Contoh Rencana Trading
1. Tujuan Trading
Jangka pendek: menghasilkan profit konsisten setiap bulan, berlatih disiplin serta mengikuti rencana trading yang telah saya buat, tidak akan mengintervensi pasar setelah buka posisi dan membiarkan pasar merespon posisi saya apapun yang terjadi.
Jangka panjang: membuat balance dalam account trading saya pada akhir tahun ini menjadi (misalnya) USD 350,000, karena saat itu saya tentu telah mahir menerapkan metode dan strategi trading saya dengan disiplin.
2. Metode Trading
Di sini dicontohkan seorang trader yang menggunakan metode price action.
Pertama, menganalisa kondisi pasar pada chart daily, saya akan mengamati trend apa yang sedang terjadi. Jika memang pasar trending, saya akan menggunakan indikator Exponential Moving Average (EMA) 8 dan EMA 21 untuk menentukan momentum buka posisi. Jika kondisi pasar konsolidasi atau ranging (sideways), saya akan mengamati level support dan resistance-nya sebagai batasan, serta menggunakan indikator EMA yang sama untuk menentukan momentum buka posisi. Saya akan menarik garis horisontal untuk level-level support dan resistance yang digunakan sebagai faktor pendukung jika terbentuk setup price action. Lalu, saya akan mengamati apakah terbentuk setup price action pada formasi candlestick-nya. Jika terbentuk, dan dikuatkan oleh faktor pendukung, maka selanjutnya saya menggunakan indikator EMA 8 dan EMA 21 dan menunggu momentum yang tepat untuk buka posisi sell.
3. Strategi Trading
Jika setelah saya membuka posisi sell dan ternyata trend pasar masih kuat (seperti dengan terbentuk lagi setup price action), maka saya akan buka posisi sell lagi sambil memindahkan level stop loss posisi sebelumnya ke level yang mendekati harga pasar saat itu (trailing stop) guna memaksimalkan profit (cara ini dinamakan teknik pyramiding).
4. Money Management
Sesuai dengan balance pada account saat ini, saya tentukan besarnya resiko per trade adalah (misalnya) 3%. Dari kondisi pasar sekarang yang sedang konsolidasi (misalnya), jika saya buka posisi sell pada level tersebut, maka level stop loss yang logis adalah di sekitar level resistance sebelumnya, yaitu (misalnya) 70 pip. Sedangkan level target profit di sekitar level support sekarang, (misalnya) 150 pip, sehingga risk/reward ratio saya sekitar 1:2. Kemudian saya tentukan besarnya lot (volume) untuk membuka posisi ini, yaitu membagi besarnya resiko (3% dari balance) dengan 70 (resiko dalam pip). Karena saya trading dengan mini lot, maka volume saya untuk posisi ini (misalnya) = 0.2 lot, dimana untuk pasangan mata uang yang akan saya tradingkan (misal EUR/USD) nilai per pip-nya adalah USD 2.00.
5. Periksa Kembali
Saya akan memeriksa sekali lagi sebelum membuka posisi, apakah syarat dan perhitungannya sudah benar sesuai dengan rencana trading saya.
Kesimpulan :
Rencana trading merupakan suatu tuntunan kita dalam trading. Karena trading forex adalah sebuah bisnis, dan tujuan bisnis adalah menghasilkan keuntungan semaksimal mungkin, maka sangat diperlukan rencana yang matang sebagai pedoman yang harus dijalankan dengan benar dan disiplin. Sama halnya dalam bisnis, rencana trading yang benar dibuat berdasarkan pengalaman dalam trading, strategi dan gagasan yang telah teruji, dan dirangkum dalam daftar atau “check list” yang mudah dimengerti dan dilaksanakan.