Salah satu fungsi MA adalah menentukan trend dengan memetakan pergerakan harga.
Ketika harga bergerak dan berjalan ke atas MA, maka kondisi up-trend sedang terjadi, sebaliknya jika harga berjalan ke bawah MA maka kondisi down-trend sedang terjadi.
Ada satu kelemahan ketika menggunakan SMA (Simple Moving Average)
Sebagai contoh pergerakan harga USD/JPY ini mengalami downtrend tetapi tiba-tiba sebuah berita diumumkan, akibatnya harga melambung sesaat seperti dibawah ini.
Tampilan harga diatas berada diatas MA, kemudian mulai berpikir:
“hmmm… kayaknya harga akan berbalik arah…. saatnya open BUY”
Anda kemudian melakukan order tersebut karena yakin USD/JPY akan bergerak naik kembali….
Wahhh!!! ternyata tertipu deh!
Ternyata trader hanya menanggapi berita ekonomi sesaat tetapi mengabaikan harga yang terus turun dibawah MA.
Beberapa trader memiliki taktik jitu dan kami menyarankan untuk mengikutinya, yaitu dengan memetakan 2 moving average dengan periode yang lebih cepat dan periode lebih lambat.
Dengan demikian sinyal harga akan lebih jelas apakah harga bergerak naik atau turun dari hasil analisa masing-masing MA. Berikut penjelasannya
Saat harga dalam trend naik garis EMA berjalan diatas SMA yang lebih lambat, begitu juga sebaliknya saat harga dalam trend turun garis SMA berjalan diatas EMA yang lebih cepat.
Contoh MA dengan periode 10 SMA dan 20 SMA maka akan di dapat grafik seperti berikut:
Grafik diatas terlihat bahwa harga USD/JPY dalam kondisi trend naik ditandai dengan 10 SMA berada diatas 20 SMA.
Kombinasikan dengan garis trend akan lebih membantu mengambil keputusan untuk eksekusi berdasarkan analisis trend.
Anda juga bisa mencoba dengan lebih dari dua MA pada grafik. Yang penting harus menempatkannya sesuai urutan, kemudian lihat arah trendnya.
Baca Juga : Simple VS Exponential Moving Average
Jangan lupa kunjungi website kami Valastrading & Instafx Batam